A. Instrumen
Tes
1. Pengertian Tes
Tes merupakan salah
satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu objek. Tes meerupakan bagian tersempit dari penilaian
menurut Djemari dalam Widoyoko (2010:45) tes merupakan salah satu cara untuk
menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui
respons seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui stimulus atau
pertanyaan. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat hard skills.
2. Bentuk-bentuk Tes
Dalam lembaga pendidikan
menurut system penskoran dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif
dan subjektif. Tes objektif adalah tes yang penskorannya bersifat objektif,
yaitu hanya dipengaruhi oleh objek jawaban atau respons yang diberikan oleh
peserta tes. Tes subjektif adalah tes yang penskorannya dipengaruhi oleh
jawaban maupun respons peserta tes dan dipengaruhi oleh subjektivitas pemberi
skor.
a.
Tes Objektif
Tes
Objektif adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban yang harus
dipilih oleh peserta tes. Penskoran jawaban peserta tes dapat dilakukan secara
objectif oleh pemeriksa, sehingga tidak perlu dilakukan oleh manusia dan dapat
dilakukan oleh mesin misalnya skaner. Dengan demikian hasil tes dapat dilakukan
secara objectif.
Kelebihan
tes objectif
1)
Lebih representative mewakili isi dan
luas bahan.
2)
Lebih mudah memeriksanya.
3)
Pemeriksaan dapat diserahkan kepada
orang lain.
4)
Tidak ada unsure subyektif yang mempengaruhi
dari segi Guru atau Siswa.
Kelemahan
tes objectif
1)
Membutuhkan persiapan yang lebih matang
2)
Butir-butir soal cenderung mengungkap
ingatan dan pengenalan kembali
3)
Banyak kesempatan siswa untung-untungan
dalam menjawab soal tes.
4)
Kerjasama antar siswa saat mengerjakan
tes lebih terbuka.
Cara mengatasi
kelemahan
1)
Banyak berlatih menyusun soal agar
semakin terampil
2)
Menggunakan table spesifikasi kelemaha
no.1 dan no.2
3)
Menggunakan standar penilaian yang
memperhitungkan faktor tebakan yang bersifat spekulatif.
Secara umum ada 3 tipe
tes objektif yaitu:
1)
Benar salah (True false)
2)
Menjodohkan (Matching)
3)
Pilihan ganda ( Multiple choice)
a)
Tipe Benar Salah
Tipe benar salah yaitu
tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan alternatf
jawaban yaitu: jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah. Peserta
diminta untuk melingkari huruf B jika jawaban benar dab huruf S jika jawaban
salah.
Contoh: B-S , Kabupaten
Sleman terletak di kabupaten Jawa Tengah.
b)
Tipe Menjodohkan
Ada beberapa istilah
yang digunakan untuk menunjuk tes menjodohkan seperti, memasangkan atau
mencocokan. Peserta tes diminta untuk menjdohkan antara jawaban dengan
pertanyaan yang cocok.
Contoh: Pasangkanlah
pernyataan yang ada pada lajur kiri dengan pernyataan yang ada pada lajur kanan
dengan cara menuliskan huruf yang ada dimuka lajur kanan pada titik-titik pada
lajur kiri.
1. Ibu kota Provinsi
Jawa Timur…. A.
Denpasar
2. Ibu kota Provinsi
Jawa Tengah …. B.
Surabaya
C.
Semarang
c)
Tipe Pilihan Ganda
Tes dimana setiap butir
soal memiliki jumlah alternative jawaban lebih dari satu, pada umumnya berkisar
antara dua sampai lima. Setiap tes
pilihan ganda terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. pernyataan atau
disebut stem
2. alternative pilihan
jawaban atau disebut option.
Contoh. Di pulau
Sumatra terdapat beberapa buah danau
salah satunya memiliki ciri yaitu terdapat pulau kecil di tengah danau.
Apa nama danau itu?
A. Danau Singkarak
B. Danau Toba
C. Danau Kelimutu
D. Danau Sentani
E. Danau Sigura- gura.
Diantara subjektivitas
yang dapat memengaruhi hasil penskoran hasil tes diantaranya adalah:
a)
Ketidakkonsistenan Penilai (Rater unreability)
Kondisi penilai baik fisik maupun psikis
akan mempunyai pengaruh terhadap skoring jawaban siswa. Jawaban tes yang
dinilai oleh guru dalam kondisi lelah akan berbeda jawabannya dengan saat guru
masih sehat. Begitu juga dengan kondisi psikis sang guru yang mungkin sedang
kalut pasti akan berpengaruh terhadap pemberian skor.
b)
Halo
Effect
Kesan guru terhadap siswa juga akan
berpengaruh terhadap pemberian skor. Misalnya, siswa yang memiliki prestasi
menonjol dan patuh akan memiliki nilai yang lebih baik daripada siswa yang
memiliki nilai kurang baik dan bandel.
c)
Pengaruh Urutan Pemeriksaan (Order Effect)
Urutan pemeriksaan terhadap lembar
jawaban siswa kadang- kadang juga akan berpenagruh terhadap nilai. Guru cenderung
memberi skor yang baik setelah ada siswa yang nilainya baik, apabila lembar tes
yang diperiksa memiliki skor yang rendah, maka lembar tes yang selanjutnya akan
cenderung memiliki nilai yang rendah pula.
d)
Pengaruh bentuk tulisan dan bahasa
(mechanic and language effect)
Bentuk tulisan yang sulit dibaca guru maupun penggunaan bahasa yang kurang
jelas akan mengurangi sekor jawaban tes yang diberikan.
b.
Tes Subjekif
Tes subjektif, pada
umumnya terbentuk uraian (esai) tes bentuk uraian adalah butir soal yang
mengandung pertanyaan atau tugas yang pengerjaan soal harus dilakukan dengan
cara mengekspresikan pikiran peserta tes. Cirri khas tes uraian adalah jawaban yang disusun sendiri oleh peserta tes. Jumlah
soal sekitar 5-10 butir dengan lama pengerjaan kira-kira 90-120 menit. Bentuk
soal ini menuntut peserta tes untuk mengorganisir, menginterpretasi,
mengingat-ingat, dan terutama harus mempunyai daya kreatifitas yang tinggi. Secara
umum tes uraian dibagi menjadi 2 yaitu; 1. Tes uraian bebas/ uraian terbuka
(extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response)
a)
Tes uraian bebas
Tes
uraian bebas merupakan bentuk tes uraian yang memberikan kebebasan kepada
peserta tes untuk menuangkan pikiran dan gagasan dalam menjawab soal tes.
Jawaban peserta tes lebih terbuka, fleksibel, dan tidak terstrukturu Peserta
dituntut menyusun jawaban yang logis dan menggunakan bahasa yang dapat dipahami
oleh orang lain. Untuk soal seperti ini baik sekali untuk mengukur hasil
belajar pada tingkatan aplikasi, analisis, evaluasi, dan kreatifitas.
Contoh: Jelaskan pengertian pendidikan
keluarga!
Jelaskan pengertian
evaluasi!
b)
Tes uraian terbatas.
Tes
uraian terbatas merupakan bentuk tes yang memberikan rambu-rambu tertentu
terhadap peserta tes dalam menjawab soal. Batasan atau rambu tersebut mencakup
format, isi, dan ruang lingkup jawaban. Butir soal jenis uraian bebas terbatas
sebaiknya digunakan untuk mengukur hasil belajar tingkat pemahaman, aplikasi,
dan analisis.
Contoh
: Ada beberapa metode dalam pengajaran kemudian pilih salah satu dan jabarkan!
Ada
dua ragam uraian terbatas yaitu: tipe jawaban melengkapi dan tipe jawaban
singkat.
~
Tipe jawaban melengkapi
Contoh
: Bertambahnya ketinggian pada atmosfer
bumi akan menurunka temperatur udara di daerah…
~
Tipe jawaban singkat
Contoh:
Berapakah jumlah kabupaten di Jawa Timur?
B. Instrumen
Non Tes
Penilaian
hasil belajar tidak hanya menggunakan tes, tetapi dapat juga dilakukan melalui alat
atau instrument bukan tes, seperti pedoman observasi, skala sikap, daftar cek
dan catatan anekdotal. Instrument untuk memperoleh informasi hsil belajar non
tes digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skills
dan vocational skills.
1.
Bagan Partisipasi
Salah satu tujuan yang ingin dicapai
dalam proses pembelajaran adalah keikutsertaan secara sukarela oleh peserta
didik dalam pembelajaran. Keikutsertaan merupakan salah satu usaha memudahkan
peserta didik untuk memahami konsep yang sedang dibicarakan dan meningkatkan
daya tahan ingatan mengenai suatu isi pelajaran. Untuk itulah
partisipasi(sukarela) merupakan bagian dari tujuan proses belajar mengajar.
Kemauan untuk berpartisipasi dan keterlibatan dalam kegiatan belajar mengajar
merupakan salah satu indikasi tentang kemampuan peserta didik untuk
menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Bagan partisipasi ini terutama berguna
untuk mengamati diskusi kelas.
PARTICIPATION
CHARTS
Mata Pelajaran :…………………………………
Topik :…………………………………
Tanggal :…………………………………
Waktu :…………………………………
Tabel 1
No
|
Nama
|
Kualitas Kontribusi
|
|||
Sangat
baik
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
||
1
|
Ani
Puspa
|
IIII
|
II
|
-
|
-
|
2
|
Andi
Kurniawan
|
II
|
III
|
I
|
I
|
3
|
Cucu
Hendika
|
III
|
I
|
-
|
-
|
4
|
Ali
Santoso
|
I
|
II
|
II
|
I
|
5
|
Budi
Setiawan
|
-
|
I
|
I
|
-
|
Contoh Participation Charts
2.
Daftar Cek ( check lists)
Cek list pada dasarnya
adalah untuk menyatakan ada atau tidaknya
suatu unsur, komponen, tait, karakteristik, atau kejadian dalam suatu
peristiwa, tugas atau satu kesatuan yang kompleks. Jadi cek list pengamat hanya
menyatakan ada atau tidak adanya suatu hal yang diamati, bukan memberi
peringkat atau derajat kualitas hal tersebut. Cek list makin besar manfaatnya bila tersusun baik
komponen yang penting maupun komponen yang dianggap tak berarti (trivial)
Contoh:
No
|
Aspek
yang diamati
|
Cek
|
1
2
3
|
Memperlihatkan
keinginan untuk menyenangkan guru atau
orang lain.
Menyatakan
rasa gembira secara lisan.
Menyatakan
sedih secara lisan
|
|
3. Skala
lajuan (Rating scale)
Rating scale adalah
instrument pengukuran non tes yang menggunakan suatu prosedur terstruktur untuk
memperoleh informasi tentang sesuatu yang diobservasi. Ada empat tipe rating scale yaitu: numerical rating
scale, descriptife, grapich rating scale, rangking method rating scale, dan
paired comparitions rating scale. dari keempat tipe tersebut hanya numerical
rating scale, descriptife rating scale yang paling banyak digunakan
4.
Skala Sikap
untuk memahami
pengukuran sikap, pertama-tama harus dikuasai pengertian sikap. Sikap adalah
tendensi mental yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan atau pemahaman,
perasaan da tindakan atau tingkah laku ke arah positif maupun negatif ke arah objek. Definisi
tersebut mencakup tiga aspek, yaitu kognisi, afeksi, konasi. Kognisi berkaitan
dengan tingkat pengetahuan, pemahaman maupun keyakinan tentang objek, afeksi
berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek dan konasi berkenaan dengan
kecenderungan berbuat atau bertingkah laku sehubungan dengan objek. Ada empat
bentuk skala sikap, antara lain: skala Likert, skala Thurstone, skala Guttman,
dan semantic differential.
5.
Penilaian Berbasis Portofolio
Penilaian berbasis
portofolio merupakan pendekatan baru yang akhir-akhir ini sering diperkenalkan
para ahli pendidikan untuk dilaksanakan di sekolah selain pendekatan penilaian
yang telah lama digunakan. Portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya
peserta didik dalam kurun waktu tertentu yang menunjukkan usaha, perkembangan
dan prestasi belajar. Menurut Hart (1994), penyusunan portofolio yang baik
mempunyai empat tujuan, yaitu:
a)
teachers to assess students growth and
progress
b)
parents and teachers to communicate more
effectifely about a student’s work
c)
teachers and supervisors to evaluate
instructional programs
d)
students to become partners with
teachers in the assessment process
Prinsip Dasar Penilaian
Proses dan Hasil
Penilaian berbasis portofolio
menerapkan prinsip penilaian proses dan hasil sekaligus. Proses yang dinilai
misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian atau catatan anekdot mengenai
sikap siswa dalam belajar, antusias tidaknya mengikuti pelajaran, dan
sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar