PENGELOLAAN PROGRAM PELATIHAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengelolaan
Program PLS
yang
dibina oleh Drs.
Lasi Purwito
Oleh
Adam Abyatma
110141405801
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
September 2013
A. Konsep Dasar Pelatihan
Konsep
dasar diklat menurut Usman, Husaini (1998:1) konsep dasar diklat dapat ditinjau
dari konsep lama dan baru seperti pada tabel 1
Tabel 1 : Konsep
Diklat
No
|
Konsep lama
|
Konsep baru
|
1
|
Memperoleh
pengetahuan tentang pokok masalah oleh peserta mengarahkannya pada tindakan
|
Motivasi dan
keterampilan mengarah pada tindakan keterampilan diperoleh melalui praktek
|
2
|
Peserta mempelajari
materi dari pelatih. Pembelajaran merupakan fungsi dari kemampuan peserta
untuk belajar dan pelatih untuk melatih
|
Pelatihan sebagai
fungsi yang rumit dari: motivasi dan kemampuan masing-masing peserta, norma
kelompok, metode pelatihan dan perilaku pelatih, dan suasana umum
penyelenggara. Motivasi dan cara penggunaan hasil pelatihan dipengaruhi oleh
suasana dan dukungan organisasi kerjanya
|
1. Definisi Pelatihan
Menurut
Edwin B. Flippo (dalam M. khamil 2010:3) mengemukakan bahwa pelatihan adalah
tindakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang pegawai untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu.
Sedangkan
menurut Gomes (dalam Usman, Husaini (1998:3) menyatakan “Pelatihan adalah
setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatau pekerjaan tertentu
yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya
dengan pekerjaannya.
Dalam
Inpres No.15 tahun 1974 dirumuskan Pelatihan adalah bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar
sistem pendidikan berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan
menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.
Sehingga
dapat saya ambil kesimpulan, pelatihan yaitu sebuah usaha guna memperdalam
keterampilan bekerja seorang individu melalui proses yang termodifikasi jam
pembelajarannya sesuai kebutuhan.
2. Tujuan Pelatihan
Menurut
Handoko (dalam Usman, Husaini (1998:9) menyatakan bahwa ada dua tujuan utama
program pelatihan dan pengembangan. Pertaman, pelatihan dan pengembangan
dilakukan untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan
permintaan jabatan. Kedua, program-program tersebut diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai
sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.
Berdasarkan
pernyatan Edwin B. Flippo dapat diketahui bahwa pelatihan memiliki tujuan yaitu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang pegawai untuk melaksanakan
pekerjaan tertentu.
Sehingga
pada dasarnya pelatihan tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan
seseorang dalam hal pengetahuan dan keterampilan yang menunjang pekerjaan dan
tanggung jawabnya.
3. Manfaat Pelatihan
Pada hakikatnya, manfaat pelatihan merupakan tujuan
akhir pelatihan, karena pelatihan tidak aka nada pengaruhnya bagi peserta
pelatihan dan lembaga tempatnya bekerja bila hanya menerima penambahan
pengetahuan dan keterampilan. Manfaat pelatihan bagi dirinya dan lingkungan
kerjalah yang menjadi indikasi bahwa mereka terlatih setelah mengikuti
pelatihan. Oleh sebab itu, pelatihan dikatakan bermanfaat bagi diri sendiri
maupun lingkungan kerja.
4. Prinsip-prinsip Pelatihan
Pelatihan merupakan bagian dari proses belajar, maka
prinsip-prinsip pelatihan dikembangkan dari prinsip-prinsip pembelajaran.
Prinsip-prinsip umum pelatihan adalah sebagai
berikut:
a.
Prinsip perbedaan individu
Perbedaan individu dalam hal latar belakang social,
pendidikan, pengalaman, bakat, minat, dan kepribadian harus diperhatikan dalam
penyelenggaraan pelatihan.
b.
Prinsip motivasi
Perlu motivasi untuk meningkatkan gairah belajar.
Motivasi dapat berupa pekerjaan,m penghasilan, kenaikan gaji atau kenaikan
tingkat jabatan.
c.
Prinsip pemilihan dan pelatihan para
pelatih
Perlu seleksi untuk memilih pelatih yang
berkualitas. Perlu adanya pelatihan juga untuk pelatih.
d.
Prinsip belajar
Belajar dengan cara bertahap, dimulai dari tingkat
yang paling mudah terlebih dahulu kemudian ke tingkat yang lebih sulit lagi.
e.
Prinsip partisipasi aktif
Tingkat partisipasi dapat dilihat pada presensi
tingkat kehadiran peserta dan keaktifan dalam proses belajar.
f.
Prinsip fokus pada batasan materi
Pelatihan harus fokus terhadap penguasaan
keterampilan.
g.
Prinsip diagnosis dan korelasi
Pelatihan berfungsi sebagai diagnosis melalui
usaha-usaha
h.
Prinsip pembagian waktu
Pelatihan memiliki waktu yang sudah disesuaikan.
i.
Prinsip keseriusan
j.
Prinsip kerjasama
Pelatihan akan berhasil dengan baik apabila seluruh
komponen dalam pelatihan saling bekerjasama.
k.
Prinsip metode pelatihan
Pelatihan membutuhkan metode yang cocok digunakan
dalam pembelajaran. Tidak semua pelatihan menggunakan metode yang sama dalam
pembelajaran. Pemilihan metode disesuaikan dengan jenis pelatihan.
l.
Prinsip hubungan pelatihan dengan
pekerjaan atau dengan kehidupan nyata
5. Tahapan Pelatihan
Pelatihan sebagai suatu sistem yang baik
mencakup 3 tahapan pokok yaitu: 1) tahap perencanaan penilaian kebutuhan
pelatihan. 2) tahap pelaksanaan pelatihan. 3) tahap evaluasi pelatihan
Perencanaan penilaian kebutuhan
pelatihan merupakan tahapan penting dimana tahapan ini akan berpengaruh pada
tahap pelaksanaan dan evaluasi. Jika penentuan kebutuhan pelatihan tidak sesuai
dengan kebutuhan peserta maka berpotensi tidak sesuai dengan tujuan.
Pelaksanaan pelatihan yaitu berupa
implementasi program pelatihan untuk memenuhi kebutuhan peserta pelatihan. Pada
tahap ini program pelatihan dirancang dan disajikan. Tahap ini harus berjalan
sesuai dengan tahapan sebelumnya.
Tahap evaluasi dilakukan guna mengoreksi
pelatihan yang sudah dijalankan apakah sudah sesuai dengan tujuan dan rancangan
awal pelatihan. Evaluasi ini bermanfaat untuk digunakan sebagai acuan guna
melaksanakan pelatihan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar