Minggu, 03 November 2013

MANAJEMEN ALAT DAN SARANA PELATIHAN



PENGELOLAAN PROGRAM PELATIHAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengelolaan Program PLS
yang dibina oleh Drs. Lasi Purwito

Oleh
Adam Abyatma
110141405801




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
September 2013





A.  Manajemen Alat dan Sarana Program Pelatihan
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Dalam pelaksanaan pelatihan pastinya membutuhkan alat untuk dijadikan penunjang kegiatan pelatihan misalnya alat peraga. Alat peraga digunakan untuk mempemudah instruktur/tutor pelatihan untuk menyampaikan materi pelatihan. Pemakaian alat peraga dapat membantu peserta lebih mudah memahami karena alat itu sudah dibuat sedemikian rupa yang sesuai dengan bagian pelatihan.
Menurut Sudjana, 2009 “Alat peraga pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu trainer agar proses belajar mengajar peserta pelatihan lebih efektif dan efisien”.
Wijaya dan Rusyan, 1994 “ Alat peraga pendidikan adalah media pendidikan berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbukan motivasi belajar sehingga peserta pelatihan tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.
Sumad, 1972, mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga meruapakan salah satu dari media pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif.
Dapat saya tarik kesimpulan bahwa alat peraga yaitu alat penunjang kegiatan agar berhasil sesuai dengan tujuan awal dari suatu kegiatan.
1.    Alat peraga dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

a.    Alat peraga langsung, yaitu jika trainer menerangkan dengan menunjukkan benda sesungguhnya. (trainer pelatihan menjahit membawa mesin jahit mini ke dalam kelas)
b.    Alat peraga tidak langsung, yaitu jika trainer mengadakan penggantian atau membawa model dari benda sesungguhnya. (trainer pelatihan otomotif memperlihatkan miniatur bentuk-bentuk mesin kepada peserta kemudian menunjukkan bentuk aslinya melalui foto)
Penggunaan media yang menunjang proses belajar dapat dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai media sehingga menjadi suatu yan bisa mewakili media-media yang ada. Beberapa media yang dikenal yaitu media visual, media audio, dan media cetak.
2.    Kendala dalam menentukan media pelatihan antara lain :
a.    Waktu
Keterbatasan waktu dalam pembelajaran dengan menggunakan metode, dan masing-masing metode memerlukan penggunaan media yang beda durasi waktunya
b.    Dana
Penerapan metode-metode pengajaran dapat menyebabkan perbedaan penggunaan dana dalam menentukan media yang cocok
c.    Sumber
Setiap media mengguanakan sumber yang berbeda dan hal ini membutuhkan keterampilan tertentu
        Peran media diklat adalah untuk meningkatkan, mendukung, dan mengarahkan perhatian peserta pada materi pembelajaran yang disajikan. Media harus mendukung pembelajaran dan digunakan untuk memperkuat pemahaman peserta pelatihan. Media, bisa menjadi alat diklat yang potensial jika dipergunakan dengan tepat.
3.   Gedung dan Sarana Kelas
Ruang belajar yang tersedia dapat dibagi menjadi ruang kelas bear dengan kapasitas 300/400 orang, ruang kelas sedang dengan kapasitas 40/50 orang, dan ruang kelas kecil dengan kapasitas 15/20 orang peserta. Pada umumnya kegiatan suatu diklat yang didasarkan pada prinsip andragogi memiliki karakteristik fleksibilitas  sehingga ruang belajarnyapun diperlukan ruang belajar yang mudah diubah sesuai dengan kebutuhan widyaiswara.
Salah satu yang paling penting adalah menghitung berapa luas ruangan yang dibutuhkan oleh seorang peserta. Perhitungan luas ruangan bagi setiap peserta termasuk penempatan meja kursi, akses daya jangkau dan kepastian untuk alat-alat pelajaran/media seperti OHP/proyektor, papan tulis, dan sound system.
The Rocking Mountain Association of Meeting Planners merekomendasikan tentang luas ruangan untuk setiap peserta sebagai berikut:
a.    Ruang seminar                      50 m
b.   Ruang kelas             35 m
c.    Teater                                  25 m
d.   Ruang makan                       30 m
e.    Ruang serba guna                 25 m

Untuk layar OHP/proyektor disarankan jarak terbaik adalah 2 kali lebar layar dari baris terdepan tempat duduk peserta dan tidak kurang dari 6 kali lebar layar dari baris belakang. Meja dan kursi sebaiknya berbenuk geometris sehingga sesuai dengan fleksibilitas yang dituntut widyaiswara. Bentuk geometris (persegi panjang, persegi empat/ bujur sangkar, limas) untuk meja peserta.

Kursi peserta sebaiknya yang dapat berputar atau kursi ringan agar peserta dapat menyesuaikan diri dengan situasi kelas.
Penerangan, harus memenuhi persyaratan bagi proses belajar-mengajar tidak menimbulkan rasa kurang nyaman atau menghalangi pandangan ke depan atau menimbulkan kerusakan mata peserta. Cahaya matahari dapat masuk sehingga suasana kelas menjadi lebih terang. Khusus untuk ruang pemutaran film dan video berada di ruangan tersendiri.
Ventilasi sebagai tempat sirkulasi udara dianggap penting, karena mencegah terjadinya pengap gara-gara udara yang bersih terhalang masuk ke dalam ruangan. Hal ini juga dapat mengatur suhu ruang agar tidak terlalu panas atau dingin.
Pengaturan ruang Kelas
Penggunaan kursi yang ringan dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik untuk berpindah tempat. Peserta dapat mengenal teman yang lain lebih akrab. Peserta dapat bergantian duduk sehingga tidak membosankan dan mengurangi kejenuhan fisik.
Ada beberapa macam bentuk yang dikenal:
a.    Bentuk lingkaran tanpa meja
Dalam bentuk ini disediakan tempat bagi sang pemimpin, jarak antara peserta dengan pimpinan sedemikian rupa sehingga tampak adanya seorang peserta yang dominan.
b.    Bentuk lingkaran teratur
c.    Bentuk lingkaran memakai meja
Bentuk ini menjadikan tempat menjadi sempit
d.    Bentuk segi empat
Membentuk ruang kosong di tengah
e.    Bentuk persegi panjang
Meja dan kursi disusun sedemikian rupa hingga saling berhimpit dan tidak ada ruang yang tersedia
f.      Bentuk huruf U
Lebih mudah dalam menjalin komunikasi tutor dengan peserta
g.    Bentuk Kabaret
Bentuk ini baik untuk diskusi besar
h.    Bentuk Titik Tersebar
Bentuk ini cocok untuk kegiatan pribadi, pembentukan tim, bermain peran
i.      Bentuk Ruang Kelas Observasi
Bentuk ini terdiri dari meja yang memanjang. Tutor mempunyai kemungkinan untuk mengawasi peserta
Sarana dan prasarana pelatihan disiapkan sesuai dengan tujuan, sasaran, program, dan materi pelatihan yang bersangkutan. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap proses pemebelajaran misalnya media pembelajaran, alat pembelajaran. Prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses belajar, misalnya penerangan, kamar kecil, pengeras suara. Kelengkapan sarana dan prasarana dapat membantu pengajar dalam proses belajar. Sehingga sarana dan prasarana merupakan komponen yang penting dalam pelatihan.

4.        Sarana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan program pelatihan:
a.         Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan ( buku paket maupun buku penunjang), alat-alat peraga dan laboratorium.
b.        Media pendidikan seperti LCD proyektor, computer, AC, white board.
c.         Bahan habis pakai untuk menunjang proses belajar (tergantung jenis pelatihan)
d.        Perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran (tergantung jenis pelatihan)

5.        Prasarana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan program pelatihan
a.         Ruang administrasi
b.        Ruang penunjang seperti tempat ibadah, ruang serbaguna, koperasi, tempat parkir, kamar mandi

6.        Pemeliharaan sarana dan prasarana pelatihan:
a.         Berdasarkan kurun waktu
1)        Pemeliharaan sehari-hari, pemeliharaan ini dilakukan setiap hari yang dilakukan oleh pegawai yang bertanggung jawab terhadap barang, contoh: pelatih mengemudi yang diserahi mobil bertanggung jawab terhadap keseharian mobil mulai dari mencuci atau mengelap.
2)        Pemeliharaan berkala, pemeliharan ini dilaksanakan pada tempo tertentu. Misalnya 2-3 bulan sekali, contoh: pelatih mengemudi yang diserahi mobil bertanggung jawab terhadap servis dang anti oli berkala.
b.        Berdasarkan umur penggunaan
1)        Usia barang secara fisik, setiap barang terutama barang elektronik dan mesin memiliki batas waktu tertentu dalam penggunaannya. Dilihat dari segi fisik apakah sudah terlihat usang atau belum.
2)        Usia barang secara administratif, dalam pelaksanaan sehari-hari jarang ditemui barang yang kondisi fisiknya 0%. Biasanya dilihat pada segi umur administratifnya, setelah 5 tahun akan digantikan dengan barang yang baru untuk mengurangi biaya-biaya pemeliharaan

 

Tidak ada komentar: